Generasi Strawberry Penanda Keruntuhan atau Kemajuan

Seringkali, ketika kita melihat masa depan, kita diberikan dua gambaran yang berbeda: satu menunjukkan pencerahan, dan yang lain menunjukkan keruntuhan. Kita hidup di era di mana Generasi Strawberry, yang kita sebut sebagai Generasi Baru, sering dibicarakan dan distigmatisasi. Namun, apakah generasi ini menandai keruntuhan atau kemajuan kita?

Pada awalnya, Generasi Strawberry sering dianggap lemah lembut. Mereka dituduh tidak memiliki ketahanan dan keuletan seperti generasi sebelumnya. Namun, apakah penilaian ini benar? Apakah itu hanya hasil dari ketidakmampuan kita untuk memahami perubahan generasi?

Generasi Strawberry

Fakta fakta Generasi Baru

Fakta-fakta tentang generasi ini harus dipertimbangkan jika kita ingin memahami konteks lebih dalam. Laporan dari Pew Research Center menyatakan bahwa Generasi Strawberry, juga dikenal sebagai Gen Z, memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya pada usia yang sama. Mereka lebih terbuka terhadap ide-ide baru, dan mereka lebih tertarik pada prinsip-prinsip sosial dan positif tentang lingkungan.

Karena itu, kutipan Albert Einstein, “Setiap generasi menertawakan mode lama, tetapi mengikuti mode baru dengan religiositas yang sama,” sangat relevan dalam konteks ini. Mode baru yang diusung Generasi Strawberry sebenarnya dapat membawa kita ke era baru yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Namun demikian, kita tidak boleh mengabaikan masalah yang ada. Generasi ini telah dibentuk oleh teknologi dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya, dan itu tidak selalu berdampak positif. Menurut sejumlah penelitian, termasuk yang dilakukan oleh American Psychological Association, ketergantungan pada teknologi telah berdampak pada kesejahteraan mental dan keterampilan sosial individu.

“Apa yang tidak membunuh kita membuat kita lebih kuat,” kata-kata perenungan Friedrich Nietzsche. Adalah tanggung jawab kita sebagai masyarakat untuk memastikan bahwa kesulitan ini bukan hambatan, tetapi hanya langkah awal menuju kemajuan.

Pendidikan dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sebagai generasi sebelumnya, tanggung jawab kita adalah mendampingi dan membimbing Generasi Strawberry untuk memaksimalkan potensi mereka dan memastikan mereka memenuhi harapan mereka.

Makna Generasi Stawberry

Oleh karena itu, jangan cepat membuat kesimpulan dan membuat stereotip. Mereka disebut sebagai Generasi Strawberry bukan karena mereka rapuh seperti buah strawberry, tetapi mungkin karena mereka adalah produk perubahan zaman: sesuatu yang baru, segar, dan penuh dengan potensi.

Generasi ini tumbuh dengan teknologi digital di ujung jari mereka, sesuatu yang tidak pernah dialami generasi sebelumnya. Mereka dapat menggunakan sumber daya informasi yang tak terbatas untuk mengubah dunia.

Sebuah laporan dari McKinsey & Company menyatakan bahwa Generasi Strawberry adalah generasi yang paling inklusif dan berfokus pada keragaman. Mereka memiliki pandangan yang lebih luas tentang masalah sosial, politik, dan lingkungan, dan lebih mungkin untuk mengambil tindakan untuk mendukung perubahan.

Namun, kita harus sadar bahwa dampak dari perubahan sosial dan teknologi yang cepat ini bisa menjadi bumerang. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Abnormal Psychology, perubahan yang cepat dalam populasi generasi muda menunjukkan peningkatan prevalensi gangguan kesehatan mental. Perubahan ini menimbulkan masalah baru untuk kesehatan mental dan kesejahteraan.

“Kita tidak mewarisi Bumi dari nenek moyang kita, kita meminjamnya dari anak cucu kita,” kata pepatah bijak. Akibatnya, kita harus melihat Generasi Strawberry sebagai solusi, bukan sebagai masalah.

Pendidikan harus disesuaikan dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan generasi baru. Kita harus menyiapkan generasi ini untuk menghadapi tantangan masa depan, bukan dengan memberi mereka solusi, tetapi dengan memberi mereka keterampilan dan pemahaman untuk menciptakan solusi mereka sendiri.

Pasal 3 UU Sisdiknas yang sama menyatakan bahwa pendidikan harus difokuskan pada pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka memiliki kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan mereka, masyarakat, bangsa, dan negara. Kita harus siap untuk menghadapi tugas ini, meskipun itu bukanlah tugas yang mudah.

Generasi Strawberry adalah penanda kemajuan, bukan keruntuhan. Kita perlu memahami mereka, mendengarkan mereka, dan mendukung mereka; kita perlu melihat potensi mereka, bukan hanya tantangan mereka. Kita harus melihat mereka sebagai harapan, bukan ancaman. Mereka adalah hasil dari masa depan kita, dan kita memiliki kemampuan untuk mengubahnya.

4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Share Post